Cara Manasik Haji – Banyak umat Muslim yang mendambakan untuk bisa melakukan ibadah haji. Sayangnya, besarnya animo untuk melaksanakan rukun Islam kelima ini membuat antrian semakin panjang, bahkan hingga belasan tahun.
Tentunya berangkat haji merupakan sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena ibadah haji ini berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Jika sholat, puasa dan zakat bisa dipelajari dan diulang jika salah, berbeda dengan ibadah haji. Kesalahan maupun kelalaian yang terjadi saat haji akan mengakibatkan jemaah harus membayar dam atau denda.
Baca juga : Makna Ibadah Haji
Oleh karena itu, ada yang namanya kegiatan manasik haji. Manasik haji ini sebuah kegiatan yang wajib dilakukan bagi calon jemaah haji menjelang keberangkatannya ke tanah suci. Ingin tahu lebih banyak tentang manasik haji? Berikut ulasan lengkapnya.
Apa itu Manasik Haji?
Manasik haji adalah proses pelatihan calon jemaah haji menjelang tanggal keberangkatannya menuju tanah suci. Manasik haji sendiri biasanya diadakan oleh Departemen Agama dan KBIH. Manasik haji yang dilakukan biasanya mengenalkan aktivitas selama haji dan lengkap dengan simulasinya.
Nantinya Anda semua akan diajari bagaimana cara untuk memulai ihram dan memakai kain ihram. Setelah itu, akan ada simulasi tawaf sampai dengan simulasi lempar jumrah. Biasanya setiap rukun wajib haji akan diperagakan satu persatu.
Waktu
Manasik haji biasanya dilakukan kurang lebih sekitar 3 sampai 6 bulan sebelum hari keberangkatan jemaah. Umumnya manasik akan dilakukan pada setiap akhir pekan.
Di beberapa sekolah, manasik haji juga sudah menjadi kegiatan tahunan. Biasanya manasik dilakukan mulai jenjang pendidikan TK dengan tujuan untuk mengenalkan ibadah ini kepada siswa-siswi mulai dini.
Hukum Manasik Haji
Beberapa ulama mengatakan bahwa manasik haji ini mempunyai hukum sunnah. Mereka menilai bahwa mengikuti manasik sangat berpengaruh bagi kelancaran proses berhaji di tanah suci. Oleh karenanya, atas beberapa pendapat dari ulama, manasik haji mempunyai hukum sunnah.
Manfaat
Ada beberapa alasan mengapa manasik adalah kegiatan yang tidak boleh dilewatkan bagi calon jemaah haji. Bisa dikatakan manasik termasuk dalam rangkaian panjang dari ibadah haji. Jadi gak afdhol juga kalau gak diikutin.
Banyak manfaat juga yang bisa didapat dengan mengikuti manasik haji. Terutama bagi calon jemaah yang sudah lanjut usia dan mereka yang masih awam dalam beribadah. Jemaah dengan kategori ini wajib mendapatkan pengarahan yang optimal, agar tidak lalai akan ibadahnya di tanah suci. Sayang banget jika nantinya mereka harus bayar dam / denda karena kelalaiannya.
Selain itu, mengikuti manasik juga akan memperkuat modal Anda untuk menambah kualitas ibadah di tanah suci. Akan banyak sekali tips dan trik untuk meraup pahala di Baitullah. Bahkan banyak diantaranya yang merupakan amalan sederhana. Dan segala sesuatu ini akan Anda dapatkan di prosesi manasik haji.
Tata Cara Manasik Haji
Tata cara manasik haji adalah sebagai berikut : Melakukan ihram dari miqat yang telah ditentukan Ihram dapat dimulai sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunah, berwudhu, memakai pakaian ihram, dan berniat haji dengan mengucapkan Labbaik Allahumma hajjan, yang artinya: “aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, untuk berhaji.
Kemudian berangkat menuju Arafah dengan membaca talbiyah untuk menyatakan niat : Labbaik Allahumma labbaik, labbaik laa syariika laka labbaik, inna al-hamda, wa ni’mata laka wa al-mulk. Laa syariika laka Artinya : Aku datang ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, aku datang, tiada sekutu bagi-Mu, aku datang, sesungguhnya segala pujian, segala kenikmatan, dan seluruh kerajaan adalah milik Engkau, tiada sekutu bagi-Mu.
Wukuf di Arafah Dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, waktunya dimulai setelah matahari tergelincir sampai terbit fajar pada hari nahar (hari menyembelih kurban) tanggal 10 Dzulhijjah. Saat wukuf, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu: shalat jamak taqdim dan qashar Zuhur-Ashar, berdoa, berzikir bersama, membaca Al-Quran, shalat jamak taqdim dan qashar Maghrib-Isya. Mabit di Muzdalifah, Mekkah Waktunya sesaat setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar.
Di sini mengambil batu kerikil sejumlah 49 butir atau 70 butir untuk melempar jumroh di Mina, dan melakukan shalat subuh di awal waktu, dilanjutkan dengan berangkat menuju Mina. Kemudian berhenti sebentar di Masy’aral Haram (monumen suci) atau Muzdalifah untuk berzikir kepada Allah SWT (Q.S. Al Baqarah : 198), dan mengerjakan shalat subuh ketika fajar telah menyingsing. Melontar Jumroh Aqobah Dilakukan di bukit Aqobah pada tanggal 10 Dzulhijjah dengan 7 butir kerikil, kemudian menyembelih hewan kurban.
Tahalul Tahalul adalah berlepas diri dari ihram haji setelah selesai mengerjakan amalan-amalan haji. Tahalul awal dilaksanakan setelah selesai melontar jumroh aqobah, dengan cara mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Setelah tahalul boleh memakai pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali berhubungan seks.
Bagi yang ingin melaksanakan thawaf ifadhah pada hari itu dapat langsung pergi ke Mekkah untuk thawaf. Dengan membaca talbiyah masuk ke Masjidil Haram melalui Baabussalam (pintu salam) dan melakukan thawaf.
Selesai thawaf disunahkan mencium Hajar Aswad (batu hitam), lalu shalat sunah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di Multazam, dan shalat 2 rakaat di Hijr Ismail (semuanya ada di kompleks Masjidil Haram). Kemudian melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa.
Lalu dilanjutkan dengan tahalul kedua, yaitu mencukur/memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai. Dengan demikian, seluruh perbuatan yang dlarang selama ihram telah dihapuskan, sehingga semuanya kembali ke Mina sebelum matahari terbenam untuk mabit di sana. Mabit di Mina Dilaksanakan pada hari tasyrik (hari yang diharamkan untuk berpuasa), yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Setiap siang pada hari-hari tasyrik itu melontar Jumroh Ula, Wustho dan Aqobah, masing-masing 7 kali.
Bagi yang menghendaki nafar awwal (meninggalkan Mina tanggal 12 Dzulhijjah setelah jumroh sore hari), melontar jumroh dilakukan pada tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah saja. Tetapi bagi yang menghendaki nafar tsani atau nafar akhir (meninggalkan Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah setelah jumroh sore hari), melontar jumroh dilakukan selama tiga hari (11, 12 dan 13 Dzulhijjah) Dengan selesainya melontar jumroh maka selesailah seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji dan kembali ke Mekkah.
Thawaf Ifadhah Bagi yang belum melaksanakan thawaf ifadhah ketika berada di Mekkah, maka harus melakukan tawaf ifadhah dan sa’i . Lalu melakukan thawaf wada’ sebelum meninggalkan Mekkah untuk kembali pulang ke daerah asal.
Demikianlah ulasan mengenai tata cara manasik haji yang penting untuk Anda ketahui. Bagi Anda yang sudah berniat melaksanakan ibadah haji, semoga dimudahkan dan dilancarkna. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.